Langit Hitam
Hatiku kini tak karuan, hatiku kini tak bertuan.
Hari demi hari terus
berganti, bulan demi bulan terus berganti, tapi mengapa perasaan itu tak
seperti dulu. Yaaa, semenjak kepergianmu hati tetap berkabung, wajah cantik yang
dulu ceria sekarang bermuram durja bahkan pelupuk mata nan indah nampak
membengkak.
Perjalanan hidup ini terasa kelam, hari-hariku hampa tanpa di
temanimu, sosok ia yang kupuja kini telah pergi meninggalkan begitu saja dengan
kekasih pilihannya.
Kata-kata indahnya selalu hadir di dalam ingatanku, terlebih lagi
pada saat aku dikamar dalam keheningan malam menghampiri. Aku dan kamu pernah
berjanji dan itu belum juga terwujud. Tapi, kamu telah pergi, janji indah itu
adalah impianmu menjadi impianku, harapanmu menjadi harapanku, dan itu yang
selalu kita semogakan.
Kejadian itu takkan pernah terlupakan terlebih lagi kejadian yang
bernama salah paham, mungkin karena masing-masing dari kita memiliki ego yang
tak mampu terbendung. Hujan deras membasahi pipi akibat ulahmu yang kian
menyakiti, jika akupun selalu percaya atas nama komitmen yang telah kita ukir
bersama mungkin rasa itu tetap ada dalam jiwa, nafsuku mencintaimu adalah
menyesatkan, yang akan sirna seketika di telan malam.
Pupus sudah harapanku untuk bersamamu, mimpi kita takkan pernah
menjadi nyata, Tuhan yang Maha pencemburu selalu membuat hatiku patah
berkali-kali, kenapa seperti ini?? Apa salahku??
(lantunan kata ku ucapkan untuk Tuhanku), seperti teka teki yang tak kunjung ada jawabannya.
Langit berwarna hitam, hal itu melukiskan seperti hati yang
berkabung atas kepergianmu.
Ingin rasanya ku kubur cerita indah bersamamu, tapi hatiku belum
seutuhnya mampu untuk merelakan kepergianmu.
Aku tersenyum di depan cermin dan berkata: “pada hati yang patah
hati, selalu ada kebahagian untukmu selepas kepedihan ini, waktumu bukan untuk
langit hitam di keheningan malam. Tapi, kamu butuh membenahi hati agar mampu
melupakannya, habiskanlah waktu bersama teman-temanmu, menonton film lawakan,
atau bercerita dengan sahabat terdekatmu agar hati menjadi lega. Nyatanya ini
namanya cinta yang bertepuk sebelah tangan, menetralkan rasa menjadi biasa itu
sungguh rasanya sangat sulit. Tapi, ku yakinkan dalam diri bahwa aku mampu
menetralkan rasa ini.
Masih menjadi pertanyaanku dengan kegalauan yang mendalam,
mendengarkan perjalanan kisah cinta dari orang lain selalu endingnya bersama
dan bahagia.
Dan…… berbanding terbalik dengan perjalanan cerita cintaku, cintaku
berakhir secara tragis “kekasih yang ku puja telah bersama yang lain, dan
bodohnya aku meratapi kepergiannya. Hal ini menyisakan trauma dalam diri agar
tidak mencintai orang secara berlebihan, karena berharap dengan manusia akan
mendapatkan rasa kecewa yang sangat mendalam.
Aku takut jatuh cinta lagi, Yaa… Takut tersakiti
Sahabatku berkata “obat patah hati adalah jatuh cinta lagi”.
Dan aku tidak mau merasakan patah hati kembali, jadi saat ini aku
focus dulu untuk mengobati hati, agar luka hati ini sembuh total dahulu.
Ruang hatiku terlalu mahal untuk memberikan kepada orang yang hanya
singgah lalu pergi bukan untuk menetap. Yaa… ini hatiku bukan warung kopi.
Ketika aku bertanya dalam diriku sendiri kenapa berkali-kali patah
hati, karena ternyata Tuhan itu Maha Pencemburu, Ia ingin cinta kita
terhadap-Nya lebih besar dari pada cinta kepada ciptaan-Nya, mungkin itu cara
Tuhan agar menyadarkanku agar cintaku lebih besar untukNya.
Ternyata ketika kita berharap selain pada-Nya maka tunggu saja,
kecewa selalu datang menghampiri.
Aku yakin kekasih pilihan Tuhan akan jauh lebih baik, dari pada
kekasih pilihanku sendiri, karena Tuhanku lebih tahu mana yang terbaik untuk
diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar