Sabtu, 21 September 2019

Cerpen Malam



Langit Hitam

Hatiku kini tak karuan, hatiku kini tak bertuan.
Hari demi  hari terus berganti, bulan demi bulan terus berganti, tapi mengapa perasaan itu tak seperti dulu. Yaaa, semenjak kepergianmu hati tetap berkabung, wajah cantik yang dulu ceria sekarang bermuram durja bahkan pelupuk mata nan indah nampak membengkak.

Perjalanan hidup ini terasa kelam, hari-hariku hampa tanpa di temanimu, sosok ia yang kupuja kini telah pergi meninggalkan begitu saja dengan kekasih pilihannya.
Kata-kata indahnya selalu hadir di dalam ingatanku, terlebih lagi pada saat aku dikamar dalam keheningan malam menghampiri. Aku dan kamu pernah berjanji dan itu belum juga terwujud. Tapi, kamu telah pergi, janji indah itu adalah impianmu menjadi impianku, harapanmu menjadi harapanku, dan itu yang selalu kita semogakan.

Kejadian itu takkan pernah terlupakan terlebih lagi kejadian yang bernama salah paham, mungkin karena masing-masing dari kita memiliki ego yang tak mampu terbendung. Hujan deras membasahi pipi akibat ulahmu yang kian menyakiti, jika akupun selalu percaya atas nama komitmen yang telah kita ukir bersama mungkin rasa itu tetap ada dalam jiwa, nafsuku mencintaimu adalah menyesatkan, yang akan sirna seketika di telan malam.

Pupus sudah harapanku untuk bersamamu, mimpi kita takkan pernah menjadi nyata, Tuhan yang Maha pencemburu selalu membuat hatiku patah berkali-kali, kenapa seperti ini?? Apa salahku??
(lantunan kata ku ucapkan untuk Tuhanku), seperti teka teki yang tak kunjung ada jawabannya.
Langit berwarna hitam, hal itu melukiskan seperti hati yang berkabung atas kepergianmu.
Ingin rasanya ku kubur cerita indah bersamamu, tapi hatiku belum seutuhnya mampu untuk merelakan kepergianmu.

Aku tersenyum di depan cermin dan berkata: “pada hati yang patah hati, selalu ada kebahagian untukmu selepas kepedihan ini, waktumu bukan untuk langit hitam di keheningan malam. Tapi, kamu butuh membenahi hati agar mampu melupakannya, habiskanlah waktu bersama teman-temanmu, menonton film lawakan, atau bercerita dengan sahabat terdekatmu agar hati menjadi lega. Nyatanya ini namanya cinta yang bertepuk sebelah tangan, menetralkan rasa menjadi biasa itu sungguh rasanya sangat sulit. Tapi, ku yakinkan dalam diri bahwa aku mampu menetralkan rasa ini.

Masih menjadi pertanyaanku dengan kegalauan yang mendalam, mendengarkan perjalanan kisah cinta dari orang lain selalu endingnya bersama dan bahagia.
Dan…… berbanding terbalik dengan perjalanan cerita cintaku, cintaku berakhir secara tragis “kekasih yang ku puja telah bersama yang lain, dan bodohnya aku meratapi kepergiannya. Hal ini menyisakan trauma dalam diri agar tidak mencintai orang secara berlebihan, karena berharap dengan manusia akan mendapatkan rasa kecewa yang sangat mendalam.

Aku takut jatuh cinta lagi, Yaa… Takut tersakiti
Sahabatku berkata “obat patah hati adalah jatuh cinta lagi”.
Dan aku tidak mau merasakan patah hati kembali, jadi saat ini aku focus dulu untuk mengobati hati, agar luka hati ini sembuh total dahulu.
Ruang hatiku terlalu mahal untuk memberikan kepada orang yang hanya singgah lalu pergi bukan untuk menetap. Yaa… ini hatiku bukan warung kopi.

Ketika aku bertanya dalam diriku sendiri kenapa berkali-kali patah hati, karena ternyata Tuhan itu Maha Pencemburu, Ia ingin cinta kita terhadap-Nya lebih besar dari pada cinta kepada ciptaan-Nya, mungkin itu cara Tuhan agar menyadarkanku agar cintaku lebih besar untukNya.
Ternyata ketika kita berharap selain pada-Nya maka tunggu saja, kecewa selalu datang menghampiri.
Aku yakin kekasih pilihan Tuhan akan jauh lebih baik, dari pada kekasih pilihanku sendiri, karena Tuhanku lebih tahu mana yang terbaik untuk diriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Poin Hidup Bahagia

SENI INDAH DALAM HIDUP Seorang ahli kejiwaan Amerika mengemukakan bahwa kehidupan bahagia merupakan seni indah yang terdapat dalam 10 jangka...